Minggu, 30 September 2012

kisah inspirasi

Ummi dan Abi

by ummi fadlah

01. seorang suami pernah ditanya oleh istrinya, “apa yang menurut abi paling penting dari ummi?” | terdiam sejenak, suami menjawab
02. “taatlah pada abi selama abi menaati Allah, itulah yang kupinta darimu” | dan itulah kunci pernikahan terpenting
03. aduhai pernikahan yang dibangun berdasarkan ketaatan pada Allah semata | semua masalah akan mampu diselesaikan sekejap mata
04. tak perlu debat derita berpanjangan | asal ada dalilnya, srmua masalah ada kesudahannya :)
05. suami menyayangi istri bukan hanya dasar nafsu, namun karena ia perintah Allah | sebagai kelengkapan diri seorang Muslim
06. bila marah tak menghardik, bila tak suka tak menghina | walau hati membuncah bergejolak marah, dia tahankan lisan kasar
07. bila naik pitam dia diam bukan mengecam | tak sekalipun dalam pikiran gunakan tangan untuk pelajaran
08. karena dalam Islam, lelaki adalah pembimbing | dia mengarahkan, menuntun, dan memapah istrinya, dan itu tiada pernah dengan kekasaran
09. suami yang taat Allah dan berteladankan Rasul | akan pahami, bahwa kata yang lembut merubah wanita, sedang bentakan akan mematahkannya
10. bentakan dan nasihat sama hasilkan airmata pada istri | yang pertama airmata sesalan menikah, dan yang kedua airmata syukur bahagia
11. “taati abi selama abi menaati Allah” sebuah kalimat sederhana, lagi dalam maknyanya | hanya istri berserah pada Allah yg paham
12. elok kiranya, ego rasa kewanitaan yang menuntut | diredakan oleh ayat-ayat dan hadits-hadits yang dilafalkan hafalan suami :)
13. istri semisal ini mudah disadarkan kesalahannya hanya dengan satu-dua ayat | tiada perlu celaan dan makian, karena taatnya pada Allah
14. dia taati suaminya bukan alasan hanya sayang, lebih dari itu, suaminya ialah surganya kelak | tempat Allah perintahkan taatnya
15. melayani suami tak perlu disuruh, meminta maaf pada suami tak perlu tunggu salah | bukan sebagai bawahan, namun sebagai hiasan
16. rendah perlahan suaranya didepan suami, senang berbunga saat dengarkan petuah nasihat suami | anggun saat bersama, tabah saat berpisah
17. keluarga seperti ini, tak dimungkinkan bila suami-istri tak miliki kecintaan pada Allah | hingga mau taat total pada Allah
18. ketaatan pada suami diperoleh karena ketaatan suami pada Allah | sayang pada istri diberai karena sayang istri pada Allah | subhanallah
19. “bukan karena abang berkata dinda dengarkan, tapi karena ayat Allah yang abang dendang dinda taatkan” | Allah, Allah dan Allah
20. “sayangi dinda semua lelaki bisa, sayangkan dinda karena dinda rindukan Allah itu hanya abang yang punya” | Allah, Allah dan Allah
21. bagi mereka yg menjadikan Allah sebagai jaminan cinta | cekcok hari ini jadi bahan senda gurau esok hari, hanya buat cinta makin berbuah
22. sesiapa yang Allah jadi penengahnya, akan lekat sepanjang masa | sesiapa yang Allah tak penah jadi panduan, bersiap hadapi sesalan

masya Allah

Benarkah Setiap Orang Dilahirkan Sebagai Muslim?

Benarkah Setiap Orang Dilahirkan Sebagai Muslim?
Oleh ummi fadlah

Orang Muslim mencintai kebohongan. Mereka hidup dalam khayalan diri yang terus-menerus. Klaim bahwa semua orang dilahirkan sebagai Muslim dan kemudian diindoktrinasikan ke dalam iman-iman lainnya adalah hal yang menggelikan. Jika setiap orang dilahirkan sebagai Muslim, maka orang seharusnya melihat setiap orang yang tidak terindoktrinasi dalam agama apa pun, dan mempunyai kerinduan untuk mempercayai Islam secara natural. Tetapi hal ini tidak terjadi. Malah kenyataannya banyak orang yang melihat Islam sebagai sesuatu yang menjijikkan. Karena itu orang-orang Muslim mencoba untuk membungkus Islam dengan “lapisan gula” yaitu melalui 1001 kebohongan, agar bisa membuatnya menjadi lebih dapat diterima.
Juga kita sedang menyaksikan, bahkan mereka yang telah terindoktrinasi dalam Islam – sekarang mulai meninggalkannya, yaitu saat mereka telah memahami kebenaran palsu tentang agama ini. Kesalahan dari klaim ini adalah pembuktian diri.
Islam bukanlah sebuah kelanjutan dari agama-agama sebelumnya. Muhammad mencontek bulat-bulat dari Perjanjian Lama dan Baru (kitab Suci Yahudi dan Kristen), tetapi Tuhan Islamik dengan Tuhan Alkitab adalah dua ilah yang sangat berbeda, sesuatu yang barangkali Muhammad sendiri tidak mengetahuinya.
Sebenarnya, Muhammad mencoba mengkaitkan dirinya dengan nabi-nabi Alkitab untuk memperdaya orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen di Arabia. Bahkan ia memanfaatkan Yerusalem sebagai Kiblatnya, tetapi ia sama sekali tidak mempresentasikan bukti atas klaim palsu yang ia lontarkan, dan berhenti berbicara tentang cerita-cerita Alkitab setelah ia melihat bagaimana para Ahli Kitab tidak mempercayai apa yang ia katakan.
Alkitab sama sekali tidak menulis apa pun mengenai Muhammad, kecuali bahwa Yesus sendiri telah memperingatkan para murid akan munculnya nabi-nabi palsu. Ia mengatakan bahwa kamu akan mengenalinya dari buah-buah mereka. Lihatlah buah-buah Muhammad! Apakah ia menjalani hidup yang suci? Ia adalah seorang penjahat keji. Ia merampok, memperkosa, dan mencincang orang-orang tak bersalah dan membakar serta menjarah harta benda mereka. Itu sudah cukup bagi orang yang waras untuk mengetahui bahwa ia adalah seorang nabi palsu. Setelah memperhatikan buah-buah Muhammad, sekarang perhatikanlah buah-buah para pengikutnya, yang benar-benar ingin hidup sama seperti nabi mereka. Lihat bagaimana aksi-aksi kekerasan, terorisme, penindasan terhadap kaum wanita - yang terus-menerus terjadi hingga hari ini, yang dilakukan dalam nama Allah dan Nabi Islam!

  

Jika demikian, mengapa ada lebih dari satu milyar manusia berpikir bahwa ia adalah seorang nabi yang benar? Kata kuncinya adalah “akal sehat”. Ketika tiba pada soal keyakinan, banyak orang yang mengabaikan akal sehat mereka. Mereka membanggakan diri dalam kebodohan mereka dan mencemoohkan kecerdasan. Orang-orang Muslim melepaskan sepatu dan otak mereka di luar mesjid. Setelah mendengarkan kotbah yang membuat akal sehat menjadi lumpuh, mereka keluar untuk mengambil kembali sepatu mereka, tetapi mereka lupa memasang kembali otak mereka di tempatnya yang semula.
Orang Muslim mengatakan bahwa Islam adalah agama natural. Bayangkan betapa tak masuk akalnya klaim ini? Jika ia bersifat natural, mengapa Muhammad memaksa para pengikutnya untuk berperang dan menyebarkan agama ini dengan pedang? Tak ada yang natural dalam Islam. Ini adalah sebuah iman yang bodoh dan berlawanan dengan intuisi. Muhammad menipu orang dengan ketakutan akan neraka dan janji-janji kelak akan mendapatkan para perawan, para jejaka yang bersinar seperti mutiara dan taman-taman dengan sungai-sungai anggur. Semua ritual-ritual Islam bukanlah sesuatu yang natural.
Apakah ada hubungan spiritualitas dan ibadah dengan gerak tubuh yang aneh? Jika ini dianggap natural, maka semua orang di seluruh dunia akan mengetahuinya secara intuitif, tetapi kenyataannya tidak, dan karena itu mereka harus diindoktrinasikan. Anak-anak Muslim harus dipukul dulu supaya taat hingga mereka kehilangan kehendak bebas mereka, hal paling mendasar yang menjadikan kita sebagai manusia. Seks itu natural. Merasa lapar pun natural. Menjadi marah ketika dihina juga natural. Mempercayai sebuah kuasa yang lebih tinggi ketika anda menghadapi sebuah krisis besar, juga sesuatu yang natural. Anda tidak harus mengajari hal-hal ini sebab mereka datang secara natural. Tetapi mempercayai hal-hal yang tak masuk akal dalam Islam dan Tuhan mereka yang sadis dan yang suka membalas dendam itu adalah hal yang tidak natural.
Berpuasa akan merusak kesehatan dan membuat orang menjadi gampang terganggu/tidak tenang. Ini bukan hal yang natural dan hal ini tidak menjadikan orang menjadi rohani. Orang-orang Muslim adalah orang-orang yang paling mudah meledak selama bulan Ramadan. Selama bulan ini, mereka seperti seekor kuda yang talinya dilepaskan.
Itu sesungguhnya merupakan ritual-ritual para penyembah berhala di Arabia yang disebut Muhammad sebagai orang-orang bodoh. Tetapi anehnya, Muhammad sendiri menjiplak bulat-bulat ritual-ritual mereka yang tak masuk akal itu. Sekarang, terimakasih untuk Islam karena ritual-ritual dari orang-orang bodoh itu sekarang dipraktekkan oleh orang Muslim di seluruh dunia.
Muslim mengklaim bahwa Adam dan semua nabi-nabi yang lain adalah orang Muslim. Apa buktinya? Beban untuk membuktikan ada pada mereka. Orang Muslim mengaburkan klaim dengan bukti. Mereka berpikir bahwa klaim Muhammad merupakan bukti. Ketika anda meminta bukti, mereka mengutip Qur’an. Hanya sampai di sinikah level kecerdasan orang-orang yang sekarang mengklaim bahwa mereka ingin mendominasi dunia?
Islam tidak memiliki hubungan dengan agama-agama Alkitabiah. Berbeda dengan yang dipikirkan oleh orang Muslim, orang Arab telah menyembah Allah sekurangnya 2500 tahun sebelum Muhammad. Buktinya: Ayah Muhammad dan banyak orang Arab lainnya bernama Abdullah. Jadi klaim bahwa Islam adalah agama yang menyempurnakan Yudaisme dan Kekristenan adalah sebuah klaim kosong, pepesnya kosong.

Benarkah Setiap Orang Dilahirkan Sebagai Muslim?

Benarkah Setiap Orang Dilahirkan Sebagai Muslim?
Oleh Ali Sina

Orang Muslim mencintai kebohongan. Mereka hidup dalam khayalan diri yang terus-menerus. Klaim bahwa semua orang dilahirkan sebagai Muslim dan kemudian diindoktrinasikan ke dalam iman-iman lainnya adalah hal yang menggelikan. Jika setiap orang dilahirkan sebagai Muslim, maka orang seharusnya melihat setiap orang yang tidak terindoktrinasi dalam agama apa pun, dan mempunyai kerinduan untuk mempercayai Islam secara natural. Tetapi hal ini tidak terjadi. Malah kenyataannya banyak orang yang melihat Islam sebagai sesuatu yang menjijikkan. Karena itu orang-orang Muslim mencoba untuk membungkus Islam dengan “lapisan gula” yaitu melalui 1001 kebohongan, agar bisa membuatnya menjadi lebih dapat diterima.
Juga kita sedang menyaksikan, bahkan mereka yang telah terindoktrinasi dalam Islam – sekarang mulai meninggalkannya, yaitu saat mereka telah memahami kebenaran palsu tentang agama ini. Kesalahan dari klaim ini adalah pembuktian diri.
Islam bukanlah sebuah kelanjutan dari agama-agama sebelumnya. Muhammad mencontek bulat-bulat dari Perjanjian Lama dan Baru (kitab Suci Yahudi dan Kristen), tetapi Tuhan Islamik dengan Tuhan Alkitab adalah dua ilah yang sangat berbeda, sesuatu yang barangkali Muhammad sendiri tidak mengetahuinya.
Sebenarnya, Muhammad mencoba mengkaitkan dirinya dengan nabi-nabi Alkitab untuk memperdaya orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen di Arabia. Bahkan ia memanfaatkan Yerusalem sebagai Kiblatnya, tetapi ia sama sekali tidak mempresentasikan bukti atas klaim palsu yang ia lontarkan, dan berhenti berbicara tentang cerita-cerita Alkitab setelah ia melihat bagaimana para Ahli Kitab tidak mempercayai apa yang ia katakan.
Alkitab sama sekali tidak menulis apa pun mengenai Muhammad, kecuali bahwa Yesus sendiri telah memperingatkan para murid akan munculnya nabi-nabi palsu. Ia mengatakan bahwa kamu akan mengenalinya dari buah-buah mereka. Lihatlah buah-buah Muhammad! Apakah ia menjalani hidup yang suci? Ia adalah seorang penjahat keji. Ia merampok, memperkosa, dan mencincang orang-orang tak bersalah dan membakar serta menjarah harta benda mereka. Itu sudah cukup bagi orang yang waras untuk mengetahui bahwa ia adalah seorang nabi palsu. Setelah memperhatikan buah-buah Muhammad, sekarang perhatikanlah buah-buah para pengikutnya, yang benar-benar ingin hidup sama seperti nabi mereka. Lihat bagaimana aksi-aksi kekerasan, terorisme, penindasan terhadap kaum wanita - yang terus-menerus terjadi hingga hari ini, yang dilakukan dalam nama Allah dan Nabi Islam!
    Pembantaian Jemaah Ahmadiyah yang dilakukan oleh massa Muslim, di Cikeusik – Provinsi Banten, pada tanggal 6 Februari 2011  

Jika demikian, mengapa ada lebih dari satu milyar manusia berpikir bahwa ia adalah seorang nabi yang benar? Kata kuncinya adalah “akal sehat”. Ketika tiba pada soal keyakinan, banyak orang yang mengabaikan akal sehat mereka. Mereka membanggakan diri dalam kebodohan mereka dan mencemoohkan kecerdasan. Orang-orang Muslim melepaskan sepatu dan otak mereka di luar mesjid. Setelah mendengarkan kotbah yang membuat akal sehat menjadi lumpuh, mereka keluar untuk mengambil kembali sepatu mereka, tetapi mereka lupa memasang kembali otak mereka di tempatnya yang semula.
Orang Muslim mengatakan bahwa Islam adalah agama natural. Bayangkan betapa tak masuk akalnya klaim ini? Jika ia bersifat natural, mengapa Muhammad memaksa para pengikutnya untuk berperang dan menyebarkan agama ini dengan pedang? Tak ada yang natural dalam Islam. Ini adalah sebuah iman yang bodoh dan berlawanan dengan intuisi. Muhammad menipu orang dengan ketakutan akan neraka dan janji-janji kelak akan mendapatkan para perawan, para jejaka yang bersinar seperti mutiara dan taman-taman dengan sungai-sungai anggur. Semua ritual-ritual Islam bukanlah sesuatu yang natural.
Apakah ada hubungan spiritualitas dan ibadah dengan gerak tubuh yang aneh? Jika ini dianggap natural, maka semua orang di seluruh dunia akan mengetahuinya secara intuitif, tetapi kenyataannya tidak, dan karena itu mereka harus diindoktrinasikan. Anak-anak Muslim harus dipukul dulu supaya taat hingga mereka kehilangan kehendak bebas mereka, hal paling mendasar yang menjadikan kita sebagai manusia. Seks itu natural. Merasa lapar pun natural. Menjadi marah ketika dihina juga natural. Mempercayai sebuah kuasa yang lebih tinggi ketika anda menghadapi sebuah krisis besar, juga sesuatu yang natural. Anda tidak harus mengajari hal-hal ini sebab mereka datang secara natural. Tetapi mempercayai hal-hal yang tak masuk akal dalam Islam dan Tuhan mereka yang sadis dan yang suka membalas dendam itu adalah hal yang tidak natural.
Berpuasa akan merusak kesehatan dan membuat orang menjadi gampang terganggu/tidak tenang. Ini bukan hal yang natural dan hal ini tidak menjadikan orang menjadi rohani. Orang-orang Muslim adalah orang-orang yang paling mudah meledak selama bulan Ramadan. Selama bulan ini, mereka seperti seekor kuda yang talinya dilepaskan.
Itu sesungguhnya merupakan ritual-ritual para penyembah berhala di Arabia yang disebut Muhammad sebagai orang-orang bodoh. Tetapi anehnya, Muhammad sendiri menjiplak bulat-bulat ritual-ritual mereka yang tak masuk akal itu. Sekarang, terimakasih untuk Islam karena ritual-ritual dari orang-orang bodoh itu sekarang dipraktekkan oleh orang Muslim di seluruh dunia.
Muslim mengklaim bahwa Adam dan semua nabi-nabi yang lain adalah orang Muslim. Apa buktinya? Beban untuk membuktikan ada pada mereka. Orang Muslim mengaburkan klaim dengan bukti. Mereka berpikir bahwa klaim Muhammad merupakan bukti. Ketika anda meminta bukti, mereka mengutip Qur’an. Hanya sampai di sinikah level kecerdasan orang-orang yang sekarang mengklaim bahwa mereka ingin mendominasi dunia?
Islam tidak memiliki hubungan dengan agama-agama Alkitabiah. Berbeda dengan yang dipikirkan oleh orang Muslim, orang Arab telah menyembah Allah sekurangnya 2500 tahun sebelum Muhammad. Buktinya: Ayah Muhammad dan banyak orang Arab lainnya bernama Abdullah. Jadi klaim bahwa Islam adalah agama yang menyempurnakan Yudaisme dan Kekristenan adalah sebuah klaim kosong, pepesnya kosong.

Bagaimana Seharusnya Menjadi Pemuda Muslim di Era Modern,,??

Wallpaper Menyejukkan
Bismillhirrohmaanirrohiim,,
ISLAM. Tak pernah jemu untuk membahas satu agama wahyu yang mulia ini. Saya sendiri menyadari bahwa kecintaan para pemuda muslim terhadap Dien nya sudah begitu jauh, bukan karena sebab, namun memang secara tersistem ternyata telah ada langkah-langkah terstruktur yang menjauhkan pemahaman dan kecintaan pemuda terhadap Islam. Paling tidak menjauhkannya dari segala nilai yang bernafaskan Islami dan digantikan dengan nafas kebaratan (westernisasi).
Dr. Adian Husaini dalam makalahnya bertajuk “Liberalisasi Islam di Indonesia” menyebutkan bahwa liberalisasi Islam sudah ditanamkan sejak zaman penjajahan Belanda. Bahkan dari dalam tubuh organisasi Islam sendiri telah tumbuh upaya yang sistematis terkait liberalisasi Islam di Indonesia ini. Dimulai awal tahun 1970-an yaitu pada 3 Januari 1970, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Nurcholish Madjid, secara resmi menggulirkan perlunya dilakukan sekulerisasi Islam. Masih berasal dari sumber makalah yang sama, Pak Adian menyatakan pula bahwa program Liberalisasi di Indonesia dilakukan terhadap tiga bidang penting dalam ajaran Islam: 1)Liberalisasi bidang aqidah dengan penyebaran paham Pluralisme Agama, 2)Liberalisasi bidang syari’ah dengan melakukan perubahan metodologi ijtihad, dan 3)Liberalisasi konsep wahyu dengan melakukan dekonstruksi terhadap Al Qur’an.
Luar biasa memang usaha mereka dalam upaya me-Liberal-kan masyarakat Indonesia ini. Dan yang lebih mengkhawatirkan adalah ketika paham-paham menyimpang tersebut telah menyerbu ke perguruan-perguruan tinggi Islam, khususnya IAIN atau UIN (Universitas Islam Negeri). Apalagi dengan dikirimnya para dosen UIN untuk melanjutkan pendidikan di McGill University menjadikan mereka telah mengubah metodologi dalam mempelajari Islam, sebagaimana yang telah diajarkan guru-guru mereka (para orientalis) di Barat. Dalam makalah Dr. Adian Husaini yang lain berjudul “Liberalisasi Pendidikan Tinggi“, dijelaskan bahwa peran pusat studi Islam di McGill Kanada yang didirikan oleh Prof. Wilfred Cantwell Smith dan Prof Dr. Harun Nasution dalam liberalisasi/westernisasi pendidikan Islam juga ditegaskan oleh Kementerian Agama melalui sebuah buku berjudul “Paradigma Baru Pendidikan Islam” tahun 2008 silam. Ditulis dalam buku tersebut “Melalui pengiriman para dosen IAIN ke McGill dalam jumlah yang sangat masif dari seluruh Indonesia, berarti juga perubahan yang luar biasa dari titik pandang tradisional studi Islam ke arah pemikiran modern ala Barat. Perubahan yang paling menyolok terjadi pada tingkat elit. Tingkat elit inilah yang selalu menggerakkan tingkat grass root”.
Nah, peran pemuda menyikapi kejadian tersebut adalah dengan menyiapkan diri secara matang terkait dengan pemahaman mendalam tentang Islam, sejarah, keemasan, dan sifatnya yang merupakan sistem hidup untuk mengatur segala kegiatan perikehidupan manusia. Menyadari bahwa sebagai makhluk ciptaan-Nya juga mempunyai kewajiban untuk patuh dan taat kepada aturan yang diturunkan oleh Dzat Yang Maha Mengatur melalui Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Indikator sederhana yang saya rumuskan untuk diri saya pribadi dalam menimbang sejauh mana “kejauhan” kita sebagai pemuda muslim, terhadap sistem Dien ini. Antara lain:
  1. Masihkah kita mengingat dan menghafal tentang rukun iman dan rukun islam kita,,??
  2. Bisakah kita membaca Al Qur’an dengan baik(jelas) dan benar(tajwid),,?
  3. Apakah kita melaksanakan sholat 5 waktu secara tepat waktu,,?? Atau jangan-jangan sholat wajib pun masih sering terlenakan :(
  4. Pernahkah menghafal 2, 5, atau 10 hadist Nabi,,?? Apakah kita mengamalkannya,,??
  5. Sudahkah membaca Sirah Nabawiyah yang menggambarkan perjalanan dari perjuangan Rasulullah dalam menegakkan Dienul Islam ini,,??
  6. Apakah kita memperhatikan tentang perintah-perintah Allah dalam Al Qur’an seperti menutup aurat, menahan pandangan, berbuat baik dan menjauhkan dari sikap riya’(pamer),,??
  7. Apakah kita mempelajari ilmu-ilmu Islam selain ilmu modern yang sekarang ini kita pelajari, misalnya Ushul Fiqh, Tafsir Hadist, dan cabang lain dari ilmu Islam yang seharusnya kita kuasai,,??
Sebenarnya masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnnya, namun seperti yang telah saya ungkapkan di awal, ini merupakan indikat0r sederhana untuk melihat seberapa jauhnya diri kita sebagai pemuda muslim terhadap Dienul Islam.
Oleh karena itu, maka marilah kita bersama-sama menginstropeksi diri kembali. Sudah benarkah langkah yang kita tempuh selama ini. Kuncinya adalah kita harus mau belajar dan mau membaca terhadap segala apa yang mendekatkan diri kita kepada nafas kehidupan Islami. Mengingat firman Allah dalam Al Qur’anul Karim:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S Ali Imran 104)
Demikianlah ulasan awalan yang dapat saya sajikan. Semoga ada manfaatnya dan senantiasa hanya demi mengharap ridho-Nya Allah semata.

ya Allah ,, aku jatuh cinta

Tuhan… Apa Aku Jatuh Cinta?
Cerpen
18/9/2012 | 01 Dhul-Qadah 1433 H Please wait
Oleh: ummi fadlah
Ilustrasi (kawanimut)

dakwatuna.com – “Aamiin…”suara ku lirih menyambut untaian doa yang sedari dini hari ku panjatkan dalam hati. Ada kecemasan meliputi, ada berita yang sedang kunanti. Hari ini sahabatku Ardi akan menghadapi ujian akhirnya, ujian penentu kelulusan akan impian nya dari 4 tahun silam.

Kemarin ia sempat sedikit pesimis karena urusan tugas akhirnya yang belum jua dapat persetujuan untuk diujikan, padahal batas akhir pendaftaran tinggal hitungan jam. Persis…mungkin aku pun ikut merasakan bagaimana letihnya ia kemaren, dan hari ini aku kembali menanti hasil ujian nya, ditolak kah?? Lulus kah??? ….

Siang berganti malam, Ardi belum juga ada kabar darinya… aku sengaja tak menghubungi untuk bertanya langsung, yah… Ardi mungkin juga tak pernah menyadari bahwa aku sedang menanti ceritanya.

Ahh… Lagi pula siapa aku di matanya?? Aku hanya sosok teman maya yang terlalu kikuk ketika bertemu, teman yang tak begitu pandai menyembunyikan tingkah, atau lebih sengaja menunduk dalam dari pada menatapnya… benar, lagi pula siapa aku…”aku membatin

Malam kian pekat, malam ini aku sedikit terhibur karena tulisan pertamaku terbit di salah satu website. Aku langsung meraih handphoneku dan mulai ingin berbagi kegembiraan padanya bahwa satu lagi impianku terwujud, tapi tiba-tiba aku ingat bahwa Ardi seharian ini belum memberi kabar apa-apa, aku membatalkan ketikan pesan singkat yang baru saja ingin ku kirim.

mengapa aku harus memberi tahu Ardi setiap kesenangan yang aku dapatkan, mengapa aku mencemaskan Ardi sedang mungkin Ardi tak pernah sadar akan keberadaanku, mengapa aku tiba-tiba merasa sedih karena Ardi tak mengabari ku sampai malam begini??”

Ada yang salah…aku yang memang hanya mempercayainya sebagai sahabat laki-laki menjadi tak lagi pandai melihat batas-batas antara kami, aku tak dapat mendefinisikan warna-warni rasa hati. Mungkin terlalu ku bentang toleransi padanya hingga aku terjebak dalam lingkaran imajinasi semu.

Tuhan… apa aku jatuh cinta???

Aku dapat tersenyum hanya dengan satu pesan darinya, padahal sedari dulu aku tak suka menggubris pesan-pesan singkat yang tak jelas.

Tuhan… apa aku jatuh cinta..?

Ketika rasa bahagianya pun dapat melapangkan hatiku, ketika sedihnya pun jadi sedihku. Hhmm… “aku tak ingin jatuh cinta dulu… Tuhan… aku tak ingin ada lagi rasa dan tingkah yang salah…

Terlebih jatuh cinta pada ia yang belum pasti menjadi pendampingku. Dan ketidakjelasan akan terus menggalaukan hati jika tak berani tegas. Iya…atau tidak sama sekali

 “Terima kasih atas doa dan semangat nya…” pesan singkat dari Ardi. Ardi akhirnya memberitahuku hasil ujian nya, dan Aku hanya membalas dengan senyum :)

Setidaknya aku menyadari bahwa aku tak ingin jatuh cinta dulu, sedang aku sendiri masih memilih meneruskan impian yang lain.

Semoga tak ada lagi sahabat muslimah yang terlambat mendefinisikan apa-apa yang ia rasa. Toleransi mestilah tak memudarkan batas jelas yang sudah dipahami. Hingga nanti akhirnya cinta utuh hanya untuk belahan jiwa yang berani menjemput di batas waktu ketentuan-NYA…

Bukan berpihak pada ketidakjelasan bersikap, ketidakjelasan rasa…dan terlarut penantian dan tingkah yang sia-sia.

“Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti

Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran

Karena terkadang penantian

Membuka pintu-pintu syaithan”

― Salim A. Fillah

Aku bukan tak ingin jatuh cinta, tapi cinta adalah kejelasan. Iya atau tidak sama sekali.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/09/22968/tuhan-apa-aku-jatuh-cinta/#ixzz2816YmwFG

nothing is impossible everything is possible if we belife with Allah SWT

Tuhan… Apa Aku Jatuh Cinta?
Cerpen
18/9/2012 | 01 Dhul-Qadah 1433 H Please wait
Oleh: ummi fadlah


Ilustrasi (kawanimut)

dakwatuna.com – “Aamiin…”suara ku lirih menyambut untaian doa yang sedari dini hari ku panjatkan dalam hati. Ada kecemasan meliputi, ada berita yang sedang kunanti. Hari ini sahabatku Ardi akan menghadapi ujian akhirnya, ujian penentu kelulusan akan impian nya dari 4 tahun silam.

Kemarin ia sempat sedikit pesimis karena urusan tugas akhirnya yang belum jua dapat persetujuan untuk diujikan, padahal batas akhir pendaftaran tinggal hitungan jam. Persis…mungkin aku pun ikut merasakan bagaimana letihnya ia kemaren, dan hari ini aku kembali menanti hasil ujian nya, ditolak kah?? Lulus kah??? ….

Siang berganti malam, Ardi belum juga ada kabar darinya… aku sengaja tak menghubungi untuk bertanya langsung, yah… Ardi mungkin juga tak pernah menyadari bahwa aku sedang menanti ceritanya.

Ahh… Lagi pula siapa aku di matanya?? Aku hanya sosok teman maya yang terlalu kikuk ketika bertemu, teman yang tak begitu pandai menyembunyikan tingkah, atau lebih sengaja menunduk dalam dari pada menatapnya… benar, lagi pula siapa aku…”aku membatin

Malam kian pekat, malam ini aku sedikit terhibur karena tulisan pertamaku terbit di salah satu website. Aku langsung meraih handphoneku dan mulai ingin berbagi kegembiraan padanya bahwa satu lagi impianku terwujud, tapi tiba-tiba aku ingat bahwa Ardi seharian ini belum memberi kabar apa-apa, aku membatalkan ketikan pesan singkat yang baru saja ingin ku kirim.

mengapa aku harus memberi tahu Ardi setiap kesenangan yang aku dapatkan, mengapa aku mencemaskan Ardi sedang mungkin Ardi tak pernah sadar akan keberadaanku, mengapa aku tiba-tiba merasa sedih karena Ardi tak mengabari ku sampai malam begini??”

Ada yang salah…aku yang memang hanya mempercayainya sebagai sahabat laki-laki menjadi tak lagi pandai melihat batas-batas antara kami, aku tak dapat mendefinisikan warna-warni rasa hati. Mungkin terlalu ku bentang toleransi padanya hingga aku terjebak dalam lingkaran imajinasi semu.

Tuhan… apa aku jatuh cinta???

Aku dapat tersenyum hanya dengan satu pesan darinya, padahal sedari dulu aku tak suka menggubris pesan-pesan singkat yang tak jelas.

Tuhan… apa aku jatuh cinta..?

Ketika rasa bahagianya pun dapat melapangkan hatiku, ketika sedihnya pun jadi sedihku. Hhmm… “aku tak ingin jatuh cinta dulu… Tuhan… aku tak ingin ada lagi rasa dan tingkah yang salah…

Terlebih jatuh cinta pada ia yang belum pasti menjadi pendampingku. Dan ketidakjelasan akan terus menggalaukan hati jika tak berani tegas. Iya…atau tidak sama sekali

 “Terima kasih atas doa dan semangat nya…” pesan singkat dari Ardi. Ardi akhirnya memberitahuku hasil ujian nya, dan Aku hanya membalas dengan senyum :)

Setidaknya aku menyadari bahwa aku tak ingin jatuh cinta dulu, sedang aku sendiri masih memilih meneruskan impian yang lain.

Semoga tak ada lagi sahabat muslimah yang terlambat mendefinisikan apa-apa yang ia rasa. Toleransi mestilah tak memudarkan batas jelas yang sudah dipahami. Hingga nanti akhirnya cinta utuh hanya untuk belahan jiwa yang berani menjemput di batas waktu ketentuan-NYA…

Bukan berpihak pada ketidakjelasan bersikap, ketidakjelasan rasa…dan terlarut penantian dan tingkah yang sia-sia.

“Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti

Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran

Karena terkadang penantian

Membuka pintu-pintu syaithan”

― Salim A. Fillah

Aku bukan tak ingin jatuh cinta, tapi cinta adalah kejelasan. Iya atau tidak sama sekali.